PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG PERKEMBANGAN MUSIK

Jumat, 03 Juni 2011
PENDAPAT MASYARAKAT TENTANG PERKEMBANGAN MUSIK DI INDONESIA !

Suatu bentuk pertanyaan yang sangat sulit dijawab memang pertanyaan “sebagai apakah musik kita di mata masyarakat ??” Dalam artikel ini, saya hanya ingin menekankan. Bahwa dunia musik di negara kita ini sudah cukup kritis. Keadaannya sangat memprihatinkan. Pembajakan dimana-mana. Musik tidak dihargai. Sudah begitu, aparat pun hanya diam saja seperti kutu. Tapi giliran ada masalah sedikit, langsung mencari kambing hitam layaknya anjing yang kelaparan. Kita ambil contoh peristiwa berdarah yang merenggut teman-teman kita pada konser Beside di Bandung. Apa yang mereka perbuat kepada penonton waktu terjadi kerusuhan.
Mereka seperti anjing yang haus darah. Mengeroyok orang-orang seenak udhel nya sendiri.
Masyarakat Indonesia memiliki pandangan yang goblok. Kenapa ? Ada konser metal merenggut korban jiwa saja langsung heboh. Metal itu begini, metal itu begitu. Sepanjang pengalaman saya, tidak ada konser metal yang merenggut korban jiwa. Giliran sekalinya ada korban langsung saja menyalahkan. Coba bayangkan, konser boyband yang personilnya ganteng-ganteng malah lebih rentan memakan korban jiwa kalau di Indonesia. Bahkan beberapa kali saya dengar band-band pop di Indonesia mengadakan konser-konser malah ada saja korbannya. Selalu saja ada yang meninggal. Bahkan menurut saya, yang namanya konser dangdut itu lebih mematikan daripada konser metal. Gimana tidak. Selalu saja rusuh.
Itulah pemikiran Indonesia yang masih tabu. Hanya melihat dari satu sisi. Tidak melihat dari sisi garis besarnya. Konser berdarah kemarin itu karena venue sudah penuh sesak. Jadi menurut saya, toh wajar. Sudah tau penuh kok penonton masih boleh masuk. Hal ini menunjukkan sikap orang-orang Indonesia yang sangat tidak profesional. Akibatnya apa ?? Tidak hanya dunia musik saja yang menjadi tidak maju, tetapi segala aspek kehidupan pun akan begitu di Indonesia. Lihat saja keadaan di masyarakat, UUD 45 pasal 34 “fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara”. Mana buktinya ?? Tiap saya naik motor dari rumah ke arah pondok indah ya selalu ada anak kecil umur 5 tahun mengamen di persimpangan jalan. Masih mending bawa gitar. Ini hanya modal tepuk tangan saja. Saya bukan menekankan kenapa tidak bawa gitar. Tetapi coba lihat. Apakah terlaksana pasal itu ??

Dari sini kita punya pencerminan bahwa yang namanya pemerintah itu tidak pernah menganggap serius segala aspek di negara kita ini. Sehingga masyarakat selalu menghindari dan memaksakan diri kepada suatu hal yang tidak senada dengan pikirannya untuk bertahan hidup. Contoh saja coba anda tanya ke orang tua anda. Bahwa kalau nanti besar anda mau jadi musisi. Saya berani jamin menungkinan 90% jawabannya adalah “nanti kamu kalau sudah besar mau makan apa ?? Batu ??“. Saya tidak menyalahkan orang tua yang berkata demikian. Tapi saya setuju dengan ucapannya walaupun memang saya ini punya basic di bidang musik. Memang benar kan ?? Coba anda lihat selera pasar indonesia. Indonesia kan taunya hanya pop saja. Tidak tahu kenapa bisa begini. Yang saya tahu bahwa justru di tahun 80an Indonesia punya jawara-jawara rock yang sampai ke luar negeri seperti God Bless dan AKA. Musik rock semakin lama semakin ke arah yang tidak dihargai.

Saya sendiri sangat sulit untuk mendeskripsikan kenapa kok bisa begini. Kenapa industri musik di negara kita itu megalami kemunduran. Sangat konyol. Mungkin karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu ikut trend. Saya tidak menyinggung suatu kelompok tertentu. Tapi bukannya itu benar. Di saat hot pants lagi trend. Lalu semua wanita di Indonesia langsung semuanya pakai hot pants, “kalo engga ya khan ga gaul“. Kalimat yang paling saya benci. Daripada pakai hot pants sibuk nutupin paha kalo diliat sama tukang ojek, kenapa gak sekalian aja tidak pakai celana ??

Tapi contoh yang paling jelas adalah kalo kita lihat sekarang sedang populer musik emo dengan poni lemparnya. Saya sekali lagi TIDAK menghina genre tertentu, tapi saya sangat menyanyangkan munculnya emo-emo palsu yang mengotori pemandangan saya. Coba anda lihat di jalan saja banyak orang memakai baju band-band berwarna hitam, celana skinny, dan rambut poni lempar. Kalau anda tanya mereka, apa mereka tahu apa yang mereka pakai di kaos mereka. Palingan juga tidak tahu. Hanya sekedar gaya-gaya’an sok emo. Banyak anak-anak yang seperti itu.

Tidak hanya itu, yang sok-sok metal juga banyak. Baju hitam-hitam tapi gesper The Misfits. Padahal jelas-jelas itu band punk. Mungkin karena lambang dari The Misfits yang terlihat sebagai band metal. Mereka sendiri tidak tahu apa yang dilakukan. Hanya ikut-ikutan saja. Tidak sepenuhnya mengerti apa itu metal, apa itu rock.

Kasihan memang orang-orang Indonesia ini. Entah kurang pendidikan atau bagaimana. Tidak pernah bisa kreatif dalam melakukan suatu hal. Tidak bisa jadi diri sendiri. Selalu saja mengikuti arus yang ada. Tidak berani menggebrak dan membuat suatu terobosan baru.

Tapi saya tidak hanya menyalahkan mereka yang suka ikut-ikutan padahal apa yang diikuti juga tidak sepenuhnya tahu. Pemerintah juga selalu salah. Mereka tidak pernah serius menangani segala aspek, dalam hal ini terkhususnya musik. Suatu bentuk ketololan. Ambil contoh saja pemain bola di Eropa. Mereka sangatlah dihargai. Mendapat penghasilan yang layak. Teman di Amerika pun selalu bercerita pada saya apa yang didapat seorang musisi disana. Mereka selalu dapat penghidupan yang layak. Kalau di Indonesia tentu saja jawabannya tidak. Jadi musisi hanya ajang untuk menyengsarakan diri. Musisi dipaksa untuk menjalani kehidupan yang sangat keras tanpa dukungan. Ini suatu bukti bahwa pemerintah tidak pernah tanggap. Kalau kita lihat, orang Indonesia selalu berlomba-lomba sekolah di perguruan tinggi ngetop. Dapat gelar insinyur. Alhasil juga susah cari kerja karena sudah banyak insinyur di Indonesia.

Sedikit bagi pengalaman. Saya pernah makan bubur ayam di daerah Fatmawati. Sambil cerita-cerita ternyata dia itu lulusan S1. Coba bayangkan. Sekolah mahal-mahal sampai sarjana jadi tukang bubur. Ini salah siapa ?? Ya sudah jelas salah pemerintah yang tidak pernah ngurus negaranya. Kenapa tidak mereka perhatikan sisi seni di Indonesia. Padahal justru Indonesia itu terkenal dengan seni yang sangat tinggi di mata internasional. Tapi hampir 100% dilupakan. Sangat disayangkan memang.

Lalu apa yang bisa diperbuat calon musisi-musisi Indonesia ?? Apakah hanya mondar-mandir ikut pentas di pensi-pensi sekolah ?? Saya juga tidak tahu. Semua itu tergantung pemerintah apakah mau memberdayakan musisi-musisi berbakat atau tidak. Rata-rata orang Indonesia yang bermata pencaharian non-formal itu sangat sedikit. Bahkan hampir sangat minim. Belum lagi selera pasar yang tidak punya prinsip. Video clip band-band sekarang pasti ada saja model wanita. Entah suatu bentuk tradisi atau bentuk kebodohan saya juga tidak tahu. Saya yakin bahwa musisi Indonesia kalau punya prinsip pasti bisa. Sayangnya pemerintah tidak pernah meberikan wadah pada kita.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar