Melacak Musik Asli Palembang

Minggu, 29 Mei 2011
Ada suatu pertanyaan yang mengusik benak saya, adakah “musik asli bagi wong kito Palembang” soalnya istilah musik asli ditelinga wong Palembang nyaris tak terdengar.  Padahal daerah lain ada musik yang disebut kolintang daerah Menado, Musik atau alat nyanyian bagi masyarakat Flores disebut “sasando”,  masyarakat Bandung Jawa Barat mempunyai  alat musik yang disebut “angklung”  dll.  Di Kota Palembang nyaris tak terdengar atau populer soal seni musik  dan nyanyian ini.  Ada apakah gerangan sehingga bisa disebut “palembang tidak mempunyai musik” atau yang sering dalam olokan disebut “Palembang buntung”  buntung disegala bidang. Oleh karena penasaran maka inilah yang menyebabkan penulis melacak atau mencari jejak musik tertua didaerah ini.
Mulailah saya berkelana mencari jawabnya, mulai dari tokoh mantan pejabat hingga siapa saja yang bisa saya ajak berdikusi mengenai keberadaan musik  Palembang asli ini. Sebut saja mantan  walikota dan gubernur pertama Bengkulu,  RHM Ali Amin, SH  tidak saja ia sebagai tokoh masyarakat Sumsel  tetapi  bagi saya beliau  adalah sesepuh  masyarakat wong Palembang terutama keluarga besar saya yang berasal  dari daerah 2 Ulu Perigi Besak.  Kalau tidak salah pertemuan saya dirumah kediamannya Talang Semut, beberapa tahun lalu menyebutkan bahwa kota Palembang ini, tidak ada seni musik atau nyanyian begitupun dengan jenis  tarian.  Alasannya bahwa kota Palembang adalah mantan daerah Kesultanan Palembang Darussalam yang sudah tentu bernuansa Islami. Budaya Islam jelas tidak memperbolekan jenis musik atau tari-tarian, yang dihindarinya adalah mempertontonkan aurat terutama kaum wanitanya, jelasnya (wawancara, 1992).
Saya merasa tidak puas dengan jawaban bpk RHM Ali Amin,SH, saya pun mencari tokoh masyarakat lainnya yaitu tokoh budaya bpk RM Husin Natodirajo dan Djohan Hanafiah, jawabannya hampir sama dengan RHM Ali Amin,SH.  Saya mulai linglung dan putus asa mencari akar sejarah musik di Kota Palembang ini.  Secara kebetulan tahun 1992 itu juga saya  menonton pertunjukan Wayang Palembang di acara TVRI Palembang, kalau tidak salah dalam rangka acara “Cakrawala Budaya Nusantara” pak dalangnya adalah HA Syukri Ahkab yang menariknya iringan musik Wayang Palembang sepertinya adalah musik khas asli Palembang, ketika saya tanya jawabnya adalah ini jenis musik kromongan. Begitupun saya melihat pertunjukan pencak asli Palembang juga memakai iringan musik yang disebut “kromongan pencak”.  Jadi disini bisa disimpulkan bahwa ada dua musik kromongan yaitu “kromongan wayang” dan “kromongan pencak” yang dalam istilah lainnya disebut “seni betanggem”.  Musik kromongan ini terdiri dari canang (gong kecil), laron, gendang  dan rebab. Jawabanya bpk HA Sukri Ahkab inilah yang menjadi dasar saya kalau Palembang juga mempunyai musik asli yaitu kromongan. Apalagi RRI Palembang juga memberitakan bahwa musik asli Palembang itu tidak berbeda dengan musik Lampung yang disebut Gamelan.
Sampai saat ini saya terus mencari dan melacak akan keberadaan musik asli Palembang ini, apakah ia berbentuk Gending, Kromongan atau apa yang jelas kita harus didefenisikan yaitu dengan melakukan suatu proyek penelitian.  Wancik AN.BE dan bpk Kiagus Ujang Kailani mengotot keras bahwa musik asli Palembang itu adalah “Ronggeng Melayu” yang banyak didasari dari musik irama Semenanjung (kini Malaysia).  Kiagus Ujang Kailani adalah pimpinan orkes jidur (drumband) yang ia beri nama kelompok musik blas (musik sebelas yang terdiri dari sebelas orang dan sebelas alat musiknya) ia mulai beraktifitas musik menurutnya sudah lama sekali, dari kecil sudah ikut orang tuanya yang jenis musiknya adalah “Ronggeng Melayu” itu tediri dari alat musik seperti biola, gendang, seruling, gong kecil/canang  dan piano gendong.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar